kita1 photo DSC_0537 FILEminimizer_zpsummn6ezf.jpg


Tim Redaksi 2D adalah sekumpulan mahasiswa-mahasiswi jurusan Pendidikan Teknik Informatika yang penuh dengan imajinasi unik, dan mengharapkan imajinasi tersebut terwujud melalui karya tulis. Sebuah Karya tulis yang dapat merubah keadaan lingkungan sekitar, pola pikir dan pandangan ke arah yang lebih baik.


kita1 photo DSC_0537 FILEminimizer_zpsummn6ezf.jpg  photo DSC_0515 FILEminimizer_zps1aiohjub.jpg  photo DSC_0543 FILEminimizer_zpsrbz61r2e.jpg  photo DSC_0528 FILEminimizer_zpsssjzjsuz.jpg  photo DSC_0542 FILEminimizer_zpsh5v49jmm.jpg  photo DSC_0510 FILEminimizer_zpsts4aktaq.jpg  photo DSC_0519 FILEminimizer_zpsjm0nfp8u.jpg  photo DSC_0544 FILEminimizer_zpsgkywb4gf.jpg  photo DSC_0529 FILEminimizer_zpsentrc2uw.jpg  photo DSC_0545 FILEminimizer_zpsus6x1phc.jpg
Contact Person Hp:
Dewok (082340803646)
Email:
windowsdewa@gmail.com


       Media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain, sarana aktualisasi diri dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.

     Media sosial menghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka berada dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam.

        Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".

        Instagram, facebook, twitter, youtube, line, path,dsb, merupakan beberapa dari sekian banyak media sosial yang popular. Fenomena ini sudah begitu familiar bagi masyarakat global khususnya dikalangan remaja. “Tiada Hari Tanpa Sosmed, tiada hari tanpa update”. Seolah telah menjadi gaya hidup, kini media sosial terasa seperti kebutuhan primer. Dikatakan demikian karena media sosial memberikan akses kemudahan bagi kita dalam berkomunikasi, mendapatkan informasi, sarana promosi, jual beli online, media pendidikan, hiburan, sarana aktualisasi diri bahkan hingga kritik sosial dan politik. Namun perlu diingat bahwa media sosial adalah media umum yang menghubungkan banyak orang diseluruh dunia, sehingga apapun yang kita lakukan baik itu hal yang positif maupun negatif  bisa menyebar ke banyak orang ditempat yang berbeda dalam hitungan detik. Dengan kenyataan itu media sosial merupakan media yang sangat efektif dan efisien sekaligus media yang sangat rawan dan rentan. Karena tidak hanya hal- hal yang positif saja yang disebar secara menyeluruh dan cepat, namun sebaliknya hal negatifpun demikian, bahkan cenderung lebih cepat. Akhir –akhir ini banyak pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan isu – isu hoax dan intoleransi hingga propaganda radikalisme yang dapat memicu disintegrasi bangsa dan negara kita.

        Hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan, mengingat peluang penyebaran isu hoax dan radikalisme melalui media sosial sangatlah tinggi, jika kita lihat dari pernyataan kemenkominfo(kementrian komunikasi dan infomatika Republik Indonesia) bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 63 juta orang. Sehingga dengan jumlah sekian lebih dari cukup untuk terjangkit berita hoax dan radikalisme ini melaui media sosial. terlebih orang Indonesia zaman sekarang sangat cepat menyimpulkan sesuatu tanpa membaca dan memahami secara utuh. Selain itu kebiasaan ikut – ikutan juga salah satu penyebab signifikan meningkatnya berita hoax dan radikalisme tersebut.

       Bahaya besar dari berita hoax dan propaganda radikalisme itu sejatinya adalah jika individu menjadi terpengaruh dan terjangkit hal tersebut, sehingga menjadi suatu keresahan sosial yang berdampak pada integrasi nasional.

         Sesungguhnya ada banyak sekali cara untuk mencegahnya dan itu semua dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita ingin membentengi Indonesia dari isu hoax dan radikalisme maka kita harus membangun benteng didalam diri setiap rakyat Indonesia. Nilai- nilai luhur Pancasila merupakan ideology bangsa yang universal, kompleks dan fleksibel yang dapat dijadikan material untuk membangun benteng didalam diri kita.

          Kita sebagai generasi muda penerus bangsa. Khususnya mahasiswa yang dipandang sebagai intelektual muda yang berkarakter dan juga seringkali dijadikan parameter dalam masyarakat harus mampu menolak  dengan tegas hoax dan radikalisme yang menjadi booming akhir-akhir ini. Radikalisme yakni sebuah kelompok atau gerakan politik yang kendur dengan tujuan mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha mencapai republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan perkembangan liberalisme. Sedangkan hoax itu merupakan Sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk  menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu. Maka dari itu kita juga harus mampu melindungi diri sendiri dan menularkannya pada orang lain. Menolak bukan berarti dengan kecaman, kekerasan, ataupun tindakan negative lainnya yang dapat merugikan, tapi ini bisa dimulai dengan mengamalkan secara nyata Pancasila, mendasari jiwa dengan Pancasila, seperti slogan “aku Indonesia, aku Pancasila” yang marak di posting di media sosial dalam memperingati hari lahirnya Pancasila pada tanggal 1 juni 2017 yang lalu. Ini hendaknya bukan hanya euphoria dan tindakan ikut –ikutan semata, tetapi ini bisa menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia adalah individu Indonesia sejati yang berjiwa Pancasila dan dapat mengimplementasikan Pancasila dalam bertidak dan berperilaku dalam kehidupan sehari - harinya. Perlu kesadaran besar bahwa Indonesia itu ada karena keberagaman dan persatuan, seperti halnya semboyan bangsa kita bhineka tunggal ika. Didalam Bhineka Tunggal itu memiliki makna bahwa perbedaan bukanlah menjadi pemisah ataupun penghalang, melainkan dapat dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa . Jadi kita harus mengesampingkan SARA jika kita mengaku sebagai bangsa Indonesia. Tidak ada suku, agama, ras, atau adat istiadat yang lebih tinggi atau lebih rendah, di tanah Indonesia semuanya sesungguhnya sama dan semuanya termuat dalam Pancasila.


         Dunia digital dan teknologi yang berkembang pesat sekarang sesungguhnya adalah dimensi lain dari dunia nyata. Selain banyaknya keuntungan yang bisa didapat dari menggunakan media sosial tentunya selalu diiringi dengan dampak buruk. Kita sebagai generasi muda yang tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi harus mampu menggunakan kecanggihan teknologi sebagaimana mestinya agar mampu memperkuat dan membawa Indonesia kearah kemajuan di masa depan. Jika kita mendasarinya dengan niat yang baik tentu hal baik pula yang kita dapat begitupun sebaliknya. Mulai saat ini juga kita harus mengingat dan membiasakan lagi nilai – nilai moral bangsa kita yang sering diajarkan orang tua sewaktu kecil, budaya membaca, berpikir dahulu sebelum bertindak, biasakan untuk memastikan sesuatu terlebih dahulu, jangan menjadi orang yang suka ikut –ikutan, kita harus menjadi orang yang konsisten dan berprinsip. Menjadi generasi muda cerdas berpaham satu Pancasila serta mampu menggunakan media sosial dengan bijak.

(Mon,0617)

Bertindak Nyata Perangi Radikalisme



Radikalisme merupakan sebuah kelompok atau gerakan politik yang kendur dengan tujuan mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha mencapai republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan perkembangan liberalisme. Makin maraknya kejadian yang di dasari oleh radikalisme yang juga banyak menyebabkan perpecahan. Dewasa ini fenomena radikalisme telah menjadi   perbincangan disemua kalangan. Banyak analisis yang dilakukan  terhadap fenomena ini, ada yang mengkajinya dari sudut psikologi, sosiologi, ideologi.  Ada  yang menyimpulkan bahwa radikalisme dikalangan generasi muda adalah produk dari   kejenuhan yang terjadi di ranah politik, sosial dan hukum serta bosan terhadap carut-marut politik dan hukum di ruang publik. Ada pula yang mengatakan bahwa radikalisme terjadi karena adanya kekosongan nilai moral dan ideologi. Banyak hal yang dapat menjadi factor yang melatar belakangi hal ini salah satunya adalah pengaruh media social dimana darimedia social digunakan sebagai penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan faktanya. Banyak orang juga kerap menggunakan media social sebagai media penghancur yang mampu memecah persatuan bangsa Karena informasi yang di sebarkan tidak sesuai dengan fakta hingga menyebabkan banyak orang yang mempercayai hal tersebut sehingga menimbulkan berbagai macam kontra hingga menjadikan bibit tumbuh kembangnya radikalisme di kalangan masyarakat. Tak hanya masyarakat pada umumnya tapi juga para petinggi-petinggi negara juga turut larut dalam keadaan yang memperihatinkan ini. Radikalisme muncul merupakan dampak dari ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai problematika yang tak kunjung selesai. Hal ini terlihat dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan berbagai kalangan tentang makna Pancasila dan UUD 1945. Pengamalan Pancasila saat ini hanya sebatas ritual yang dilakukan setiap hari senin, namun tidak sampai pada proses manifestasi. Selain itu juga karena pengaruh ideologi yang cenderung kebarat-baratan, seperti ideologi Narsisisme dan Hedonisme.
Media sosial juga menghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka berada dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam. Instagram, facebook, twitter, youtube, line, path, dsb, merupakan beberapa dari sekian banyak media sosial yang popular. Fenomena ini sudah begitu familiar bagi masyarakat global khususnya dikalangan remaja. “Tiada Hari Tanpa Sosmed, Tiada Hari Tanpa Update”. Seolah telah menjadi gaya hidup, kini media sosial terasa seperti kebutuhan primer. Dari sekian banyak media social yang ada tentunya akan memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk memberikan dan menyampaikan pendapat dan apresiasi bahkan memperlihatkan tujuan pribadinya Namun perlu diingat bahwa media sosial adalah media umum yang menghubungkan banyak orang diseluruh dunia, sehingga apapun yang kita lakukan baik itu hal yang positif maupun negatif  bisa menyebar ke banyak orang ditempat yang berbeda dalam hitungan detik. Dengan kenyataan itu media sosial merupakan media yang sangat efektif dan efisien sekaligus media yang sangat rawan dan rentan. Karena tidak hanya hal- hal yang positif saja yang disebar secara menyeluruh dan cepat, namun sebaliknya hal negatif pun demikian, bahkan cenderung lebih cepat. Akhir-akhir ini banyak pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan isu-isu hoax dan intoleransi hingga propaganda radikalisme yang dapat memicu disintegrasi bangsa dan negara kita.
Bahaya besar dari berita hoax dan propaganda radikalisme itu sejatinya adalah jika individu menjadi terpengaruh dan terjangkit hal tersebut, sehingga menjadi suatu keresahan sosial yang berdampak pada integrasi nasional. Sesungguhnya ada banyak sekali cara untuk mencegahnya dan itu semua dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita ingin membentengi Indonesia dari isu hoax dan radikalisme maka kita harus membangun benteng didalam diri setiap rakyat Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila merupakan ideologi bangsa yang universal, kompleks dan fleksibel yang dapat dijadikan material untuk membangun benteng di dalam diri kita. Kita sebagai generasi muda atau orang yang tentunya memiliki pandangan yang tegas akan penyebaran hal-hal negative yang bertujuan menghancurkan keutuhan bangsa harus menyatakan dengan tegas untuk menolak maraknya hal-hal yang berbau hoax Karena dari penyebaran informasilah banyak terbentuknya kontrofersi yang semakin marak dikehidupan bermasyarakat


( IND, 0617)

Gambar. Sejumlah peserta mengibarkan bendera Merah Putih ketika mengikuti Apel Gelar Nasional Bela Negara Tahun 2016 di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (23/8). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.



TUJUAN HIDUP KAMI BANGSA INDONESIA
YANG SIAP UNTUK MEMBELA BANGSA

      “Indonesia” apa yang terlintas dalam pikiran kita jika mendengar kata Indonesia? Saya, kami, kita menganggap bahwa Indonesia merupakan sebuah wadah yang siap menerima berbagai macam suku, budaya, dan keyakinan Indonesia adalah wadah yang harus kita jaga, karena bangsa Indonesialah yang akan menyaksikan berbagai bentuk kegiatan kita bermasyarakat, Indonesia adalah negara yang indah dengan berbagai macam budaya yang dapat kita temui di dalamnya banyak kisah, misteri, budaya, kesenian, keanekaragaman yang membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang penuh warna dan menjanjikan kita akan keindahan sebuah kehidupan. “Persatuan Indonesia” betapa gagahnya kata itu, kata yang mampu mencerminkan kekukuhan dan keutuhan bangsa Indonesia sebagai bagsa yang bersatu dan berdaulat, banyak filosofi yang mampu menggambarkan bangsa Indonesia namun “kita”, kitalah bangsa Indonesia, kitalah yang mampu mencerminkan ketangguhan bangsa Indonesia kita sebagai seorang pemuda yang akan merintis tujuan Indonesia yang lebih baik. Pancasila tentunya kita takkan asing akan kata itu, bagaimana tidak, Pancasila sudah melekat dalam kehidupan kami dalam menjalani keseharian di negara Indonesia ini. Sudah kita ketahui bahwa Pancasila merupakan sebuah dasar yang membentuk bangsa Indonesia melalui banyak kisah melalui banyak perjuangan yang mampu membentuk Pancasila sebagai dasar negara banyak hal-hal mendalam yang tentunya juga akan mengambarkan keadaan dan kehidupan masyarakat yang berada di dalamnya, namun masa sekarang tentunya makin banyak oknum-oknum yang ingin menghancurkan keutuhan bangsa maka kita sebagai generasi mudalah yang akan memberantas berbagai bentuk ancaman yang mengancam keutuhan bangsa kita. Kitalah yang akan menegakkan sebuah keadilan dan rasa nyaman akan yang sudah dijanjikan oleh bangsa ini dan kita juga sebagai generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan pahlawan bangsa yang telah mendahului. “Kami”, ya, kata kami merupakan kata yang cocok untuk menunjukkan bangsa yang bersatu dalam keberagaman budaya yang begitu indah. Itulah Indonesia yang selalu kami cintai dan akan selalu kami jaga.

(WP,0617)


Mendengar nama  Ir. Joko Widodo atau yang lebih akrab disapa Jokowi, kita pasti ingat dengan  seorang pemimpin yang memiliki  gaya yang khas suka blusukan. Beliau adalah presiden ke-7 Indonesia yang terpilih bersama wakil presiden Muhammad jusuf kalla dalam pemilu presiden tahun 2014.  Sebelum itu ia pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan juga walikota dari kota Solo. Ketika menjabat sebagai walikota Solo pada tahun 2005 sampai 2010, beliau dikenal sebagai orang yang memiliki semangat orang jawa (spirit of java)  dimana ia mampu mengubah wajah dari kota Solo. Dari keberhasilannya itulah ia mulai banyak dikenal orang.
Gambar Presiden Jokowi sedang tersenyum (09/06).
Mobogine.com
Jokowi berasal dari keluarga sederhana, bahkan rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali .Beliau merupakan anak dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi. Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961. Beliau merupakan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Sebelum ia berganti nama, ia memiliki nama kecil Mulyuno. Ia menempuh pendidikan dasar hingga sekolah menengah di kota solo. Dengan kemmapuan akademis yang dimilikinya, beliau kemudianmelanjutkan pendidikannya di Fakultas Kehutanan Univertsitas Universitas Gajah Mada. Ketika menjalani masa kuliah beliau tidak memiliki prestasi yang menonjol. Setelah lulus, beliau tekun menjalankan usaha mebel yang telah lama dijalani keluarganya. Dalam waktu yang singkat usahanya tersebut berhasil dan menghasikan banyak keuntungan. Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan dan yang akhirnya memberikan nama panggilan populer hingga saat ini, “Jokowi”. Dengan kejujuran dan usaha yang begitu keras, ia mendapat kepercayaan untuk berkeliling Eropa yang membuka matanya dalam perencanaan tata kota, menjadikan itu sebagai inspirasi tata kota  Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Beliau ingin menerapkan kemimpinan yang manusiawi dan menciptakan kota yang ramah bagi penghuninya. dalam  Dan dalam waktu yang singkat usahanya tersebut berhasil dan menghasikan banyak keuntungan. Jokowi menikah dengan Iriana Solo pada tanggal 24 Desember 1986, dan diberkahi tiga  orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995) 
Karier politik Jokowi dimulai pada tahun 2005, ia menjabat sebagai walikota Solo. Dengan pengalaman yang didapatkan di masa mudanya, Ia mulai mengubah penataan kota yang buruk dan menghadapi berbagai penolakan masyarakat yang ingin ditertibkanya dengan melaui pendekatan-pendekatan yang “memanusiakan manusia”  dan kemampuan komunikasi politik Jokowi yang begitu berbeda dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya, yang kemudian menjadikannya sebuah kajian riset mahasiswa pascasarjana Universitas Undiksha. Kemudian pada tahun 2012 ia diminta sebagai mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta dan diusung oleh partai PDI-P. Tahun 2014, sosok wong cilik yang dikenal dengan gaya blusukannya ini secara resmi dilantik menjadi presiden Republik Indonesia ke-7. Ketika Jokowi dilantik sebagi presiden, banyak masyarakat yang ikut merayakannya. Tidak hanya dari tim suksesnya saja, melainkan kalangan bawah juga ikut merayakan pengangkatan presiden ke-7 ini didalam pesta demokrasi.

Presiden Jokowi menegaskan sikap politik untuk memimpin Indonesia dengan kekayaan manusia, budaya, pluralistic supaya tidak kehilangan arah dalam mengejawantahkan UUD dan makna pancasila ini tercermin dalam pernyataan beliau “Saya sebagai seorang Presiden juga harus punya ideologi jelas, apa itu? Berdaulat, berdikari dan berkepribadian. Ideologi kita sama, Pancasila, tetapi cara penerapannya berbeda. Ada yang lewat gerakan perubahan restorasi Indonesia, ada yang lewat cara cara lain. Seorang pemimpin baik di kota, kabupaten, gubernur provinsi, tingkat nasional, memimpin itu harus punya ideologi. Harus ada ideologinya. Tanpa itu kita tak punya arah


(ID, 0617)
Hari tanggal : Kamis, 8 juni 2017
Narasumber : Teguh Darmawan

“ Fanatik Mengubah Segalanya ”

Gambar , Narasumber:  Teguh Darmawan.
Pancasila merupakan dasar negara yang bersumber dan diesensi dari nilai – nilai luhur dan  kebhinekaan kita “Indonesia”.  Pancasila adalah satu – satunya ideology yang harus mendasari hidup dan kehidupan rakyat Indonesia, sesuai dengan sifatnya yang fleksibel dan universal ini alasan mengapa pancasila tidak tergantikan, karena hanya pancasila yang dapat mengakomodasi keberagaman yang ada di Indonesia. Isu radikalisme ini sesungguhnya bukan hal baru, bahkan sejak zaman dulu  banyak hal yang menggoyahkan dasar negara kita dari hal – hal kecil sampai yang bersifat radikal. Namun Pancasila tetap teguh berdiri di bumi Indonesia ini sampai saat ini. Namun radikalisme yang dulu sempat diredam, sesungguhnya masih ada dan belum musnah dari tanah air kita. Kini radikalisme tersebut bangkit kembali bahkan dengan wujud ,karakteristik dan model yang semakin modern dan sulit dikendalikan. contohnya saja berita yang sedang viral sekarang yaitu  tentang hal yang berbau SARA (Suku,Agama,Ras dan Antar golongan). . Salah satu mahasiswa yang pernah berkecimpung aktif dalam organisasi mahasiswa undiksha yaitu Teguh Darmawan mengutarakan pendapatnya melalui wawancara yang secara langsung kami lakukan.

1.    Apa itu pancasila menurut pandangan anda?
Pancasila menurut pandangan saya adalah dasar yang memang sudah ditemukan oleh proklamator kita , hal itu sudah tentu dibuat dengan sangat merepresentasikan dari budaya dan juga karakteristik dari bangsa Indonesia. Ditambah lagi sebelum terbentuknya pancasila banyak sekali proses proses dari terbentuknya piagam Jakarta melalui sidang Panitia Sembilan , dan juga banyak sidang yang telah dilewati hingga kemudian disahkan nya pada sidang PPKI , jadi pancasila ini murni dasar yang memang representasinya itu nyata terkait dengan kultur kita yaitu budayanya.

2.    Siapa yang menurut anda bisa dijadikan role model bagi mahasiswa undiksha dalam mengamalkan pancasila sarana nyata?
Yang cocok dijadikan role model menurut saya model secara social itu tidak harus orang – orang yang memiliki jabatan atau status yang tinggi, tidak harus strata pendidikannya. Ya kita bisa melihat teman kita ataupun orang yang memang sudah secara nyata banyak mengimplementasikan nilai – nilai pancasila. Dalam mengamalkan nilai pancasila tidaklah harus perbuatan yang terlalu ideal melainkan dengan melakukan perbuatan yang sederhana dan bisa dilakukan sehari-hari contohnya seperti saling menghormati antar umat beragama, toleran kepada teman – teman. Pandai-pandailah memilih model untuk dijadikan tauladan.

3.    Sebagai salah satu mahasiswa yang pernah aktif di ormawa undiksha bagaimana tanggapan anda mengenai video yang dibuat oleh salah satu ormawa undiksha yang sempat viral belakangan ini.? Kalau vidonya tu arahnya bukan bermaksud  mencela jadi videonya bisa dinilai dalam dua sisi yaitu sisi negative dan sisi positif mungkin banyak yag belum paham akan maksud di video  jadi seharusnya video tersebut harus di simak dengan baik agar tidak menjadi kesalahpahaman jadi kalau kita menyampaikan aspirasi itu tidak masalah tergantung cara mempublikasikan dan mengkominikasikannya ke masyarakat, kita dalam menyampaikan aspirasi juga harus melihat keaadaan agar tidak memperkeruh dan terlibat dalam suasanya yang ada tersebut

4.    Kapan momentum yang baik untuk meredakan gerakan radikalisme di indonesia?
Setiap hari kita bisa merekan gerakan radikalisme dengan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kita mengamalkan nilai-nilai pancasia kita tentunya dapat memebentegi diri kita dari radikalisme tersebut, contohnya ada vido tentang disintegrasi nas ional kita tidak usah menghiraukannya biarkan lembaga yang berwenang yang mengurusi masalah terseut sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Menurut anda bagaimana kontribusi mahasiswa dalam menangkal radikalisme dan menangkal pancasila secara nyata?
Mahasiswa dipandang sebagai intelektual muda yang berkarakter dan juga seringkali dijadikan parameter dalam masyarakat harus mampu menolak  dengan tegas hoax dan radikalisme yang menjadi muncul akhir-akhir ini. Kita juga harus mampu melindungi diri sendiri dan menularkannya pada orang lain. Menolak bukan berarti dengan kecaman, kekerasan, ataupun tindakan negative lainnya yang dapat merugikan, tapi ini bisa dimulai dengan mengamalkan secara nyata Pancasila, mendasari jiwa dengan Pancasila. Kontribusi mahasiswa sangat diharapkan untuk dapat meredakan radikalisme. Posisi mahasiswa sebagai intelektual muda yang mampu menjadi pihak netral dalam problematik radikalisme yang sekarang menjadi polemik di negara kita.

                                                                                               



(Ris 06/17)
Gambar Ir. Soekarno menyuarakan pidatonya Oleh http://www.wallpapersxl.com


RESENSI


Ø  IDENTITAS FILM
Judul Film       : Soekarno
Sutradara         : Hanung Bramantyo
Produser          : Raam Pujabi
Editing            :Cesa David Luckmansya
Tahun pembuatan       : 2013
Durasi              : 150 minutes
Ø  Pemeran :
·          Ario Bayu – Soekarno
·          Lukman Sardi – Hatta
·          Tanta Ginting – Sjahrir
·          Tika Bravani – Fatmawati
·          Maudy Koesnaedi - Inggit Garnasih
·          Sujiwo Tejo - Soekemi Sosrodihardjo (Ayah Soekarno)
·          Ayu Laksmi - Ida Ayu Nyoman Rai (Ibu Soekarno)
·          Mathias Muchus - Hassan Din (ayah Fatmawati)
·          Rully Kertaredjasa - Ibu Fatmawati
·          Ferry Salim – Sakaguchi
·          Agus Kuncoro - Gatot Mangkuprojo
·          Stefanus Wahyu - Sayuti Melik
·          Elang – Kartosuwiryo
·          Agus Mahesa - Ki Hadjar Dewantara
·          Hamid Salad - Achmad Soebardjo
·          Hengky Solaiman - Koh Ah Tjun (pedagang China)
·          Ria Irawan - Ceuceu (mucikari)
·          Emir Mahira - Soekarno remaja
·          Aji Santosa - Soekarno kanak-kanak
·          Michael Tju – Hirohito
Ø  Alur Film           : Alur Maju
Ø  SINOPSIS
      Jangan sekali-sekali merupakan sejarah bangsa kita. Kita harus melihat ke belakang bagaimana kisah hidup dan perjuangan Sang Proklamator dalam membuat bangsa Indonesia menjadi merdeka.

Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria layaknya tokoh pewayangan - Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.
Di Bengkulu, Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya,Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.
Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.
Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka!
  
Ø  Kelebihan
1.      Karakter serta penokohan dalam film tersebut sangatlah mendalami sesuai dengan karakter realitas sejarah yang ada.
2.      Sebelum penggarapan film ini, telah dilakukannya berbagai riset yang akan menciptakan kedetilan dari film tersebut. Sehingga menciptakan kepuasan bagi masyarakat yang menontonnya serta berbagai riset tersebut telah menjadikan film ini menampilkan berbagai pristiwa yang kemungkinan banyak orang tidak mengetahuinya.
3.      Penokohan Soekarno tersebut, dimana sangat menjiwai rasa nasionalismenya untuk memerdekakan Negara Indonesia.
Ø  Kekurangan
Pada film ini, menjelaskan tentang sejarah Indonesia yang dimana yang terjadi sebelum Indonesia merdeka. Profil utama yakni Soekarno yang menjadi proklamator kemerdekaan dimana semua orang tahu dan alur 
Gambar Kumpulan Sastra

PANCASILA YA PANCASILA 

Wahai dasar negaraku
Tujuan hidupku
Pedoman langkahku

Seiring embun menanti
Indahnya mentari di pagi hari
Engkau akan tetap disini
Engkau selalu dihati

Kami penerus bangsa
Pancasila ya Pancasila
Kami akan membela
Kami akan menjaga
Sekalipun itu merenggut nyawa


Kami tidak takut
Kami bukan pengecut
Berdiri tegak busungkan dada

Kami bangga dan cinta Indonesia

(LNS,0617)




NEGERIKU

Indonesia..
Terhampar luas
Sabang sampai Merauke
Rote sampai Miangas

Banyak suku dan budaya
Maupun ras dan agama
Kami tak sama, kami tak serupa
Dan kami berbeda
Tetapi kami Bhineka Tunggal Ika

Orang bilang negeri kita surga
Orang bilang tanah kita kaya raya
Tapi kita bukan menjaganya
Kita malah mencoba merusaknya

Coba dengar sebentar
Rintihan para pejuang
Coba tengok sejenak
Negeri kita sedang dilanda duka
Jangan hanya diam
Jangan hanya bungkam
Kita itu penerus bangsa
Mari kita jaga semuanya bersama



(LNS,0617)


(CERPEN) PERBEDAAN CINTA 

            Namaku Krisna Putra. Aku berasal dari Bali aku adalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas terkenal di Bali, saat ini aku berada di semester genap.  Kehidupan dikampus sangatlah terasa berbeda dari kehidupan sekolah yang kujalani sebelumnya. Banyak teman-teman dari luar kota yang menempuh pendidikan tingginya disini. Aku mempunyai seorang teman, yang bernama Isyana, ia sangatlah cantik dan menawan, kulitnya putih, serta tingginya yang semampai membuat semua mata tertuju kepadanya seiring langkahnya berjalan melewati lorong-lorong kampus. Tidak hanya memiliki fisik yang oke tetapi dia juga termasuk mahasiswa yang berprestasi serta ia pun pintar memainkan alat musik biola. Aku sangat tertarik kepadanya, dan sangatlah senang rasanya bisa mengenalnya dengan baik sebagai seorang teman. Ia berasal dari Manado dan dia beragama Kristen.
            Sewaktu ada pagelaran akhir tahun, ia pun tampil di pagelaran itu. Alunan musiknya sangat menyentuh jiwa, hingga semua terkagum dibuatnya. Setelah itu akupun mengajaknya ke pasar malam untuk menikmati permainan yang ada disana dan membeli es krim kesukaannya.
            Setiap hari aku pun hampir selalu bersamanya menikmati setiap momen yang ada. Hingga sangatlah terasa nyaman dan mengingankan semuanya lebih dari seorang teman.
Seiring waktu berlalu, kamipun semakin dekat. Dan aku pun semakin tertarik kepadanya.
            Di suatu sore, aku berjalan sendirian ditaman dekat kampus, menghirup udara segar sehabis dibuat pusing dengan uas tadi dikampus. Aku memang senang melihat taman-taman yang indah sembari duduk sendiri menikmati sejuknya dan indahnya pemandangan bunga itu. Aneh rasanya  karena aku seorang laki-laki tapi menyukai taman bunga. Tetapi bagiku, sesuatu yang indah itu memang sedap untuk dipandang. Kudengar langkah kaki yang berjalan kearahku dan seseorang pun mengagetkanku. “Hei kris, sendirian aja” Aku pun kaget dan langsung menoleh kearahnya “Hei na, darimana? Sini duduk” dan kami bercerita tentang keseharian kami dikampus tadi pagi. Kami menikmati senja berdua memandang ke awan dan aku berharap suatu impian yang aku dambakan bisa menjadi kenyataan. Tidak terasa waktu terlalu cepat bersamanya, akhirnya kami memutuskan untuk pulang bersama..
            Keesokan harinya, karena libur kuliah. Aku pun memutuskan untuk pergi ke pantai sendirian, ingin saja rasanya menikmati waktu sendiri saat memang tak ada lagi yang bisa menemani. Mentari pagi yang sangat indah, debur ombak yang begitu menghanyutkan rasa, dan semilir angin yang terasa menyejukkan. Aku berbaring dipasir pantai menjemur badanku yang terasa pegal sehabis mengerjakan tugas kemarin. Tiba-tiba suara lembut itu mengagetkanku “ Hei Kris, sedang apa kamu disini?” entah mengapa aku terdiam, kenapa ia selalu ada dimanapun dan selalu membuatku terus mendambakannya. Aku tidak tahan rasanya ingin mengeluarkan semua yang aku rasa, aku tidak bisa menahan semuanya ini terlalu lama, aku tidak bisa terus menerus mencintai dalam diam. Aku harus mengatakannya, entah dia akan menerima ataupun menolakku. Karena itu adalah pilihannya, setidaknya aku sudah jujur terhadap perasaanku sendiri. Jantungku berdegup kencang dengan kata kata yang terbata bata aku mencoba untuk mengungkapkannya “ Is..yana…” “Ya kris, kenapa?” ia yang tadi duduk disebelahku sambil bermain pasir langsung menoleh kearahku. “Aku menyayangimu, aku ingin kita lebih dari seorang teman, aku ingin menjagamu” kataku. Ia pun kaget dan langsung mengambil tanganku “ Kris, kamu tau, akupun menyayangimu. Tapi tak lebih dari seorang teman, aku sangat senang bisa bersamamu, aku nyaman dengan hubungan kita yang sekarang, aku tak bisa lebih dari ini, kamu tau kita berbeda, keyakinan kita yang berbeda kris, aku yakin kamu bisa dapet wanita yang seiman dan bisa jadi yang terbaik, aku ga bisa, maaf” dengan lirih ia menjawab pertanyaanku itu dan langsung segera beranjak pergi meninggalkanku.
           Dan yang kamu tau, hatiku seketika itu rapuh, hancur dan ingin rasanya ku keluarkan dari organ dalamku. Apa yang aku harapkan tak bisa menjadi kenyataan, tapi aku tau kita itu berbeda, kita itu tak bisa bersama. Keyakinan ini memang yang membuat semuanya tidak bisa bersatu.
            Di suatu malam, entah kenapa aku ingin pergi ke taman bunga dekat kampusku yang memang adalah tempat favoritku saat aku merasa jenuh. Aku duduk sendiri sembari melihat indahnya langit malam. Bintang begitu bersinar hari ini tidak seperti hatiku yang sangat gelap gulita. Aku mendengar langkah kaki seseorang yang berjalan ke arahku “ kris….” Aku langsung menoleh kearah suara itu berasal dan ternyata itu adalah Risa, teman dekat Isyana. Ia pun langsung menuju kearahku dan duduk disampingku. “kris kamu ngapain disini?” tanyaku. “hanya ingin menghirup udara segar dan menikmati indahnya malam” jawabku “ada masalah ya sama Isyana?” Aku hanya menjawab “nothing” Aku tidak bisa menceritakan ini kepada Risa, ini membuatku seperti membuka perban luka. Ternyata isyana sudah menceritakan semuanya kepada Risa.“Aku tau semuanya, tentang perasaanmu kepadanya juga tentang perasaan dia kepadamu, Isyana menyayangimu kris, ia sebenarnya ingin menerima. Tapi kamu tau masa lalunya begitu pahit, ia pernah menjalin hubungan dengan Tito, kakakku. Yang kamu tau kakakku beragama islam, tapi karena rasa cintanya yang begitu besar ia menerima dan menjalani hubungan dengannya. Seiring berjalannya waktu, saling menerima satu sama lain adalah sesuatu yang sebenarnya sulit saat tau kita berbeda, apalagi berbeda keyakinan. Saat kakakku setiap hari jumat pergi ke masjid untuk sholat jumat ia selalu menemani, saat Isyana setiap minggu ke gereja kakakku pun juga menemani. Saat kakakku menikmati ibadahnya ia pun menghormatinya begitu juga sebaliknya. Aku melihat perbedaan yang begitu indah diantara keduanya. Sangatlah senang rasanya melihat mereka menghargai sesama. Entah apa yang membuat kakakku berubah drastis, ia selingkuh bersama wanita lain. Dan yang ku tau wanita itu sholehah, ia anak seorang ustad yang terkenal dikampungnya. Makanya kenapa Isyana merasa dirinya tidak pantas dan memutuskan hubungan dengan kakakku. Itulah alasan kenapa dia tidak bisa menerimamu, karena pengalaman sebelumnya membuat dia tidak pantas bersama dengan seseorang yang berbeda agama” ucapan Risa.
            Aku hanya termanggut dan diam, mengerti apa yang memang sebenarnya yang ia rasakan sebelumnya hingga tidak bisa menerimaku. Aku berpikir sebenarnya perbedaan itu seharusnya bisa menjadi pemersatu yang kuat. Tetapi dalam masalah keyakinan anutan kepercayaan agama yang berbeda itu tidak bisa dipaksakan untuk dipersatukan. Kita memilih untuk bertahan dengan agama kita, dan merelakan dia atau kita memilih dia dan melepas keyakinan agama sebelumnya.

(LNS,WID,0617)




(HD, 06/17)